Ads 468x60px

Senin, 17 Juni 2013

Jika Surga Dan Neraka Tidak Ada!

Jika surga dan neraka tak pernah ada Masihkah kau sujud pada-Nya, Jika surga dan neraka tak pernah ada Masihkah kau menyebut nama-nya...!!!

Penggalan lirik lagu “Jika Surga dan Neraka”
itu diciptakan oleh ahmad dhani. Melalui lirik itu, saya merasakan sebuah pertanyaan besar, yakni apakah kita telah sungguh-sungguh menyembah Tuhan dengan ‘tulus’? Atau jangan-jangan, kita menyembah Dia hanya karena kita takut pada neraka dan menginginkan surga? Dengan gamblang, lagu itu mengungkapkan,

“Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud pada-Nya dan menyebut nama-Nya?”


Penting bagi kita untuk menjawab :

  • Mengapa kita memuji, menyembah dan mencintai Tuhan? 
  • Dengan kata lain mengapa kita beriman kepada Tuhan? Lantas apa itu surga dan neraka? 
Ia menciptakan kita bukan karena Ia haus kemuliaan. Tanpa pujian dan sembah bekti kita, Ia pun sudah mulia. Ia bukan Tuhan yang meminta balas budi kepada kita oleh karena kita telah diciptakan-Nya. Ia juga tidak menciptakan kita guna menambah kebahagiaan bagi diri-Nya sendiri. Dia pun tidak menciptakan kita guna memperoleh kesempurnaan bagi diri-Nya. Ia menciptakan kita oleh karena kebaikan hati-Nya. Kebaikan-Nya itulah yang menjadi dasar mengapa kita diciptakan.

Lantas, bila Tuhan Mahabaik dan Mahakasih, mengapa mesti ada neraka?

Alkitab menyebut surga sebagai tempat kediaman Tuhan (1Raj 8:30; Mzm 2:4; Mrk 11:25; Mat 5:16), tempat kediaman para malaikat (Kej 21:27; Luk 2:15), tempat kediaman Kristus (Mrk 16:19), tempat kediaman orang Kudus (Mrk 10:21).

Selain itu, surga juga digambarkan sebagai :
  • Firdaus Yang Baru
  • Kenisah Surgawi
  • Yerusalem Baru
  • Kerajaan Tuhan.

Surga digambarankan yang serba sempurna: damai sempurna, kasih sempurna, terang yang sempurna, kemuliaan dan kebahagiaan yang sempurna, persatuan yang sempurna dengan Tuhan dalam kehidupan kekal.

Sedangkan neraka adalah keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Tuhan dan para Kudus.

Pada dasarnya, Tuhan tidak menghendaki manusia masuk ke dalam neraka, namun karena manusia bersikap tidak mencintai Tuhan, dan berada dalam dosa tanpa mau menyesalinya serta tidak mau menerima belas kasih Tuhan, maka manusia jatuh ke dalam neraka. Dengan kata lain, manusia yang mengambil keputusan untuk menolak cinta Tuhan itu, ia mengarahkan dirinya sendiri pada ‘nerakanya’

Dari sini kita dapat melihat bahwa manusia sebenarnya diciptakan untuk mengarahkan dirinya dalam persekutuan dengan Tuhan itu sendiri. Dengan kata lain, sejak semula, hidup manusia terarah pada surga. Namun krn jatuhnya manusia kedalam dosa, manusia kehilangan kebebasan dari maut dan memiliki kecenderungan dosa yang ‘membutakan’ hatinya untuk sampai kepada Tuhan.

Tapi...
Berkat penebusan-Nya, kita diselamatkan dan meskipun kita ttp hidup dengan kecenderungan jatuh dalam dosa.

Cinta kita kepada Tuhan bukanlah cinta yang menuntut pamrih tertentu akan surga, melainkan karena kita menyadari bahwa Dia sungguh telah baik hati kepada kita. dan angaplah surga itu sebagai bonus bagi kita yg telah setia dan rindu akan Tuhan.

0 Komentar: